PENULARAN HIV

| |

Bagaimana cara penularan HIV?, Penularan HIV dapat melalui hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi, melalui jarum suntik terutama untuk obat injeksi dengan seseorang yang terinfeksi atau biasanya di negara-negara yang sangat jarang melakukan penyaringan darah untuk antibodi HIV, melalui transfusi darah yang terinfeksi atau faktor pembekuan darah. Bayi yang lahir dari ibu terinfeksi HIV dapat menjadi terinfeksi sebelum atau selama kelahiran atau melalui menyusui setelah melahirkan. Dalam instalasi kesehatan, tenaga medis dapat terinfeksi HIV setelah tertusuk dengan jarum yang mengandung darah yang terinfeksi HIV atau yang lebih jarang terjadi yaitu setelah darah yang terinfeksi masuk ke dalam seorang tenaga medis yang mempunyai luka terbuka atau melalui selaput lendir misalnya, mata atau bagian dalam hidung. Beberapa orang takut bahwa HIV dapat ditularkan dengan cara lain, namun tidak ada bukti ilmiah untuk mendukung hal ini, yaitu melalui rute yang lain (seperti melalui udara, air, atau serangga).


Bagaimana cara penularan HIV


Lingkungan Keluarga


HIV dapat menular antar anggota keluarga walaupun transmisi jenis ini sangat jarang. Transmisi ini diyakini melalui kulit atau kontak antara selaput lendir dan darah yang terinfeksi. Untuk mencegah penularan seperti itu tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah paparan dengan darah orang-orang yang terinfeksi HIV, risiko infeksi HIV, atau yang infeksi dan status risiko tidak diketahui. Misalnya
  • Sarung tangan harus dikenakan selama kontak dengan darah atau cairan tubuh lain yang mungkin mengandung darah terlihat, seperti urin, tinja, atau muntah.
  • Adanya luka terbuka pada kulit penderita harus ditutupi dengan perban.
  • Tangan dan bagian lain dari tubuh harus dicuci segera setelah kontak dengan darah atau cairan tubuh penderita, dan permukaan yang kotor dengan darah harus didesinfeksi dengan tepat.
  • Praktik yang meningkatkan kemungkinan kontak darah, seperti berbagi pisau cukur dan sikat gigi, harus dihindari.
  • Jarum dan instrumen tajam lainnya harus digunakan hanya bila diperlukan dan ditangani secara medis sesuai dengan rekomendasi untuk pengaturan perawatan kesehatan. Janganmemakai jarum tutup kembali dengan tangan atau menghapus dari jarum suntik. Buangjarum di wadah tahan tusukan dari jangkauan anak-anak dan pengunjung.)


Berciuman


Mencium dengan mulut tertutup atau "sosial kissing" bukan risiko terjadinya penularan HIV. Berciuman dengan membuka mulut dilarang dengan orang-orang yang beresiko terinfeksi HIV. Namun, risiko tertular HIV selama ciuman dengan mulut terbuka diyakini sangat rendah. CDC telah meneliti hanya satu kasus infeksi HIV yang mungkin disebabkan kontak dengan darah selama ciuman mulut terbuka.


Menggigit


Pada tahun 1997, CDC menerbitkan temuan dari penyelidikan departemen kesehatan negara bagian yaitu dari sebuah insiden yang menunjukkan adanya penularan HIV dengan rute dari darah-ke-darah oleh gigitan manusia. Ada laporan lain dalam literatur kedokteran di mana HIV tampaknya telah ditransmisikan oleh gigitan manusia. Trauma berat dengan jaringan robek yang luas, rusak dan terdapatnya darah dilaporkan meningkatkan resiko penularan . Menggigit bukan cara yang umum dari penularan HIV. Meskipun demikian banyak laporan mengenai gigitan manusia yang tidak mengakibatkan infeksi HIV.


Air liur, Air mata, dan Keringat


HIV telah ditemukan di air liur dan air mata dalam jumlah yang sangat rendah dari beberapa pasien terinfeksi HIV. Penting untuk dipahami bahwa menemukan sejumlah kecil HIV dalam cairan tubuh tidak selalu berarti bahwa HIV dapat ditularkan melalui cairan tubuh itu. HIV tidak didapatkan dari keringat orang yang terinfeksi HIV. Kontak dengan air liur, air mata, atau keringat tidak pernah terbukti menyebabkan penularan HIV.


Serangga


Saat terjadinya epidemi HIV muncul kekhawatiran tentang penularan virus HIV oleh gigitan dari serangga pengisap darah. Namun, studi yang dilakukan oleh para peneliti di CDC dan di tempat lain telah menunjukkan bahwa tidak ada bukti penularan HIV melalui serangga, bahkan di daerah-daerah di mana terdapat banyak kasus AIDS dan populasi besar serangga seperti nyamuk. Kurangnya kejadian wabah tersebut, dan kurangnya upaya secara intensif untuk mendeteksi hal tersebut membuat kesimpulan bahwa HIV tidak ditularkan oleh serangga.
Hasil percobaan dan pengamatan perilaku menggigit serangga menunjukkan bahwa bila seseorang digigit serangga, darah yang dihisap dari orang yang sebelumnya tergigit darahnya tidak akan berpindah pada orang berikutnya digigit. Sebaliknya, ia hanya menyuntikkan air liur, yang berfungsi sebagai pelumas atau antikoagulan sehingga serangga dapat makan secara efisien. Penyakit seperti demam kuning dan malaria ditularkan melalui air liur spesies nyamuk tertentu.
Bila seseorang yang terinfeksi HIV digigt nyamuk maka virus tersebut hanya hidup untuk waktu singkat di dalam serangga. HIV tidak berkembang biak dan tidak bertahan hidup dalam serangga. Jadi, meskipun virus memasuki nyamuk atau serangga lainnya, serangga tidak menjadi terinfeksi dan tidak dapat menularkan HIV kepada manusia berikutnya pada saat gigitan tersebut. HIV juga tidak ditemukan dalam tinja serangga.


Efektivitas Kondom

Kondom diklasifikasikan sebagai alat medis dan diatur oleh Food and Drug Administration (FDA). Produsen kondom di Amerika Serikat memeriksa tiap bahan lateks dari kondom terhadap cacat yang ada, termasuk lubang-lubangyang terjadi sebelum dikemas. kelebihan dan konsistennya penggunaan lateks atau polyurethane sebagai kondom ketika melakukan hubungan seks dapat sangat mengurangi seseorang untuk terjadinya risiko tertular atau menularkan penyakit menular seksual, termasuk infeksi HIV. Ada berbagai jenis dan merek kondom tersedia - tetapi, hanya kondom lateks atau poliuretan memberikan penghalang mekanis yang sangat efektif terhadap HIV.


1 komentar:

Unknown mengatakan...

uh jangan sampe deh ketularan sama yang beginian...btw ayok pasang widget-widget yang lain mas..contohnya shoutmix....

Posting Komentar